Assalamualaikum dan Selamat Sejahtera
Dalam Kenangan
Buat keluarga yang sekonyong-konyong kehilangan insan tercinta. Kehilangan ayah dan ibu, anak dan menantu, saudara dan pupu, atuk dan nenek, kakak dan adik, kerabat dan sahabat, teman dan kawan, rakan dan taulan . . . yang selama in menjadi kesayangan.
Buat keluarga yang tetap cekal meneruskan kehidupan selepasnya . . . selepas berlalu peristiwa Tsunami yang menghantui kenangan sendiri-sendiri . . . hukum alam tidak bersyarat . . . tragedi 26 Disember 2004.
Teristimewa tentunya . . . buat keluarga Bapak Hj Zamhur, Nyonya Hjh Sri Aria Satiani dan Hj. Deza Kasyfi . . . yang tenang dan reda dengan pemergian buat selama-lama . . . puteri-puteri dan adik beradik kesayangan mereka . . . Nova Satiani dan Zafirah Amalina.
Puisi berikut sekadar catatan perasaan di pihak yang mengalami malapetaka tersebut . . . yang cuba penulis gambarkan.
Mudah-mudahan dapat jua menjadi iktibar kepada sesiapa yang sudi membaca siaran blog kali ini yang menyentuh kemungkinan rintihan hati insan . . . yang kehilangan. . .
Maka Yakinlah Kami . . .
Tiba-tiba
aku terhidu bau wangian
menawan
wanginya luar biasa sekali
lebih semerbak daripada wangian kasturi.
.
Penasaran
aku mencari punca
dari mana terbitnya
wangian tadi . . .
wangian misteri.
Terdetik hati
tersentuh jiwa . . .
lantas aku bertanya . . .
Nyonyakah gerangan
memakai wangian?
"Tidak sekali'', jawab Nyonya.
"Aku tidak berwangi-wangian."
"Tiada semburan atau palitan bauan apa-apa
seperti yang diterka."
"Mungkin ipar lamaimu agaknya?
Cuba tanya mereka."
Jawab ipar lamaiku , "Enggak.
Bukan kami yang mewangi.
Bukan kami sama sekali."
Habis bagaimana?
Bauan wangi semakin menawan . . .
meremang bulu romaku
kesyahduan!
Ada kerabat yang kemudiannya bermimpi
kalian datang mengunjungi,
menghampiri, menghadapi
tanpa bicara . . . tanpa kata
cuma isyarat yang mampu diberi
pabila ditanya kalian menyepi
lantas menghilang diri . . .
Suatu ketika
kami ke kuburan massal
aku terhidu kewangian yang serupa
wanginya sama
tiada beza.
Aduhai . . .
maka yakinlah kami
kalian para syuhada
disemadikan di sini.
Kami iringi bacaan
al-Fatihah untuk semua
di tanah kuburan massal ini .
dan . . . tentunya . . .
teristimewa
buat anak-anak
bapak dan mama . . .
Nova Satiani dan Zafirah Amalina
kalian akan terus kami sayangi
sampai bila-bila . . .
Bersemadilah kalian dengan aman
tenang menantikan
kami yang bakal menyusuli
di kemudian hari . . .
kami yang kini hanya mampu berdoa
memohon kepada-NYA
agar mengizinkan
pada ketika itu nanti
kita dipertemukan lagi
berkumpul riang semula
dalam sebuah keluarga bahagia.
Ya Allah
kabulkanlah permintaan hamba . . .
Amin.
hari demi hari begini . . .
detik berlalu . . . kata orang itu pengubat rindu . . .
Bamuda
dsuarang.blogspot.com