Thursday, February 3, 2011

Silap Istilah?





Assalamualaikum dan Selamat Sejahtera


Yang Mana Satu?



Ate . . . apa tunggu lagi. Bio le teman sambung aje cerita keliru Pn Alimah, isteri teman tu. Kisah ini berlaku pada awal tahun-tahun 1970-an di pekarangan mereket Tapah. Ketika itu mereket Tapah terletak di Jalan Bukit Baldwin . . . atau lebih popular di kalangan warga Tapah sebagai 'Jalan Lubuk Katak' . . . kata koma!
Alimah masuk ke dalam mereket bersama ibu teman untuk membeli ikan dan sayur-sayuran. Teman nunggu di luar aje!
Sedang ibu mentua dan menantu itu asyik membelek-belek barang yang hendak dibeli, seorang wanita (yang kemudiannya teman ketahui adalah sanak saudara kami) menuju datang ke arah mereka.
Dia menyapa emak teman lalu bersalam-salaman dengan isteri teman sekali.
Dia lantas bertanya kepada emak teman, "Yong, ini ke tunang Majid?"
Emak teman mengangguk. Alimah keliru! Habis le di situ . . .
Sepi . . . dalam kereta sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Teman perasan isteri teman termenung aje. Ghiso pulak teman ngenangkan. Mana pulak tak kenanya!
Tiba-tiba pecah kesepian yang sudah lebih kurang sepuluh minit berlalu! Alimah bertanya kepada emak teman:
"Mak, kenapa orang tu tadi tanya saya ni tunang Uda (panggilan terhadap diriku dalam keluarga). Kan kami dah berkahwin. Dia tak tahu ke?"
Emak teman senyum aje. Kemudian dengan selamba emak teman menerangkan kepada isteri teman:
"Orang kat sini sebut 'suami' tu 'tunang'."
Isteri teman tunduk diam. Ha . . . Satu lagi istilah daerah kampung teman telah didengarinya . . . Alimah dalam keadaan masih bingung dan terkial-kial!
Teman pulak tepikio . . . mana le isteri teman tak keliru. Teman sendiri pun heran. Mana ase terbitnya erti tersendiri yang dipahami oleh oghang Perak bagi perkataan 'tunang' tu! Pande-pande aje dema 'buat' *istilah dan beri pulak makna ikut sesuka hati masin-masin!
*{ Entri 'tunang' dalam Kamus Dewan Edisi Keempat diberikan erti:
tunang bakal isteri atau suami, laki-laki dan perempuan yang telah mengikat perjanjian utk menjadi suami isteri }
Eh . . . maka bagaimana dengan status pasangan yang telah berkahwin secara sah? Oghang Perak masih memanggil 'suami' atau 'isteri' (sesuatu pasangan) dengan panggilan 'tunang'. . .

Jadi kalau gitu oghang yang telah berpuluh-puluh tahun hidup sebagai suami isteri pun . . . akan tetap dianggap sedang berada di zaman 'seghonok' betunang le . . . he, he . . . pada sudut pandangan orang Perak . . . Best jugak tu!

Namun apabila istilah yang tak tepat 'maksudnya' digunakan . . . kekeliruan pasti timbul di kalangan penerima 'asing'. Begitu pendapat isteri teman, Alimah.

Ah ini tak boleh jadi! Yang mana satu? Salah guna perkataan atau silap pahaman maksud istilah yang telah berlaku . . .

Sebagai anak Perak (yang ada le belajo hukum bahasa sedikit) pada pikio teman . . . bio le perkataan 'tunang' tu dipahami mengikut pemahaman warga daerah-daerah di Perak (sebagaimana yang dema paham sekarang!)

Memang le ada berlaku ketidaktepatannya jika dimaksudkan sebagai pengertian universal bahasa ini. Tapi . . . katakan kalau sesuatu bentuk 'cakap' atau 'ucapan' itu boleh difahami dan boleh diterima sesuatu golongan masyarakat penggunanya . . . maka itu le bahasa. Entah le. Wallahualam.

{Si jiran omputih teman masuk campur lagi. Dengan angkuhnya dia berkata:

"Married couples are simply addressed as Mr & Mrs . . . Things are done that simple in English hmm . . . Call a spade a spade. Problem solved!"}

Hendak aje teman ngatakan pada si omputih tu gini:

{"Tengkorak kamu. Yang masalah guna pake gelaran 'Ms' untuk golongan wanita tu apa ke penyelesaiannya? Sampe sekarang pun tak tentu ujung pangkenya . . . mana satu nunjukkan yang dah kawin . . . mana pulak yang belum.

Yeah . . . my omputih neighbour . . . 'Ms' usage amongst women is something very confusing now. It doesn't clearly show their marital status! Howzat!"

Issyh . . . ngata dulang paku serpih . . .}

Kepada isteri teman . . . sorry le jika pemahaman erti perkataan 'tunang' di kampung teman ni mengganggu emosi mika. Teman tak dapat le ngubahnya . . . biasakan le diri nerima maksud kata ni bila besembang dengan oghang kampung teman! Alah bisa tegal biasa, weh!

Tiba-tiba teman pulak tepikio tentang perkataan (istilah?) 'piring' yang dimaksudkan untuk 'pinggan' di kampung isteri teman . . . Camno lak tu, Alimah ooi . . .

Dan . . . bagaimana pula dengan penerimaan maksud perkataan 'menyorok' di daerah-daerah dalam negeri Kedah?

Hmm . . . biarkan . . . Biarkan si Luncai terjun dengan labu-labunya!






dsuarang.blogspot.com

2 comments:

Anonymous said...
Orang nogori pulak guna istilah 'kawan' untuk suami. Habih tu camno???
Bamuda d' SUARANG said...
Dear Anon,

Bak kato jiran omputih den yang selalu suko menyibuk tu . . .

" Very confusing indeed."

Den sobut an kek si omputih tu:

" Ontok-ontok yo lah."

"More confused now, bro", jawab eh!

"Padan muko!" Kato den dalam hati, he, he.
Nuffnang Ads