Monday, October 8, 2012

Pilu Di Kalbu





Assalamualaikum dan Selamat Sejahtera


Dalam Kenangan


Buat keluarga yang sekonyong-konyong kehilangan insan tercinta. Kehilangan ayah dan ibu, anak dan menantu, saudara dan pupu, atuk dan nenek, kakak dan adik, kerabat dan sahabat, teman dan kawan, rakan dan taulan . . . yang selama in menjadi kesayangan.  

Buat keluarga yang tetap cekal meneruskan kehidupan selepasnya . . . selepas berlalu peristiwa Tsunami yang menghantui kenangan sendiri-sendiri . . . hukum alam tidak bersyarat . . . tragedi 26 Disember 2004. 

Teristimewa  tentunya . . . buat keluarga Bapak Hj Zamhur, Nyonya Hjh Sri Aria Satiani dan Hj. Deza Kasyfi . . . yang tenang dan reda dengan pemergian buat selama-lama . . . puteri-puteri dan adik beradik kesayangan mereka . . .  Nova Satiani dan Zafirah Amalina.

Puisi berikut sekadar catatan perasaan di pihak yang  mengalami malapetaka tersebut . . . yang cuba penulis gambarkan.

Mudah-mudahan dapat jua menjadi iktibar kepada sesiapa yang sudi membaca siaran blog kali ini yang menyentuh  kemungkinan rintihan hati insan . . . yang kehilangan. . .  














Maka Yakinlah Kami . . .



Tiba-tiba
aku terhidu bau wangian
menawan
wanginya luar biasa sekali
lebih semerbak daripada wangian kasturi.
.
Penasaran
aku mencari punca
dari mana terbitnya
wangian tadi . . .
wangian misteri.

Terdetik hati
tersentuh jiwa . . .
lantas aku bertanya . . .
Nyonyakah gerangan
memakai wangian?

"Tidak sekali'', jawab Nyonya.
"Aku tidak berwangi-wangian."
"Tiada semburan atau palitan bauan apa-apa
  seperti yang diterka."

"Mungkin ipar lamaimu agaknya?
Cuba tanya mereka."

Jawab ipar lamaiku , "Enggak.
Bukan kami yang mewangi.
Bukan kami sama sekali."

Habis bagaimana?
Bauan wangi semakin menawan . . .
meremang bulu romaku 
kesyahduan!

Ada kerabat yang kemudiannya bermimpi
kalian datang mengunjungi,
menghampiri, menghadapi
tanpa bicara . . . tanpa kata
cuma isyarat yang mampu diberi 
pabila ditanya kalian menyepi
lantas menghilang diri . . .

Suatu ketika
kami ke kuburan massal
aku terhidu kewangian yang serupa
wanginya sama
tiada beza.


Aduhai . . . 
maka yakinlah kami 
kalian para syuhada
disemadikan di sini.
Kami iringi bacaan
al-Fatihah untuk semua
di tanah kuburan massal ini .

dan . . .  tentunya . . .
teristimewa
buat  anak-anak
bapak dan mama . . . 
Nova Satiani dan Zafirah Amalina
kalian akan terus kami sayangi
sampai bila-bila . . .

Bersemadilah kalian dengan aman
tenang menantikan
kami yang bakal menyusuli
di kemudian hari . . .
kami yang kini hanya mampu berdoa
memohon kepada-NYA
agar mengizinkan
pada ketika itu nanti
kita dipertemukan lagi
berkumpul riang semula
dalam sebuah keluarga bahagia.



Ya Allah 
kabulkanlah permintaan hamba . . .  
Amin.








hari demi hari begini . . .  
detik berlalu . . . kata orang itu pengubat rindu . . .




Bamuda
dsuarang.blogspot.com