Monday, August 8, 2016

Coretan Kalbu Seorang Suami





Assalamualaikum 


BERSEMPENA ULANG TAHUN  KE-66 

ALIMAH BT YASIN




Buat kesekian kalinya aku nyatakan kau adalah . . . 
Isteri Yang Sejati






Alimah yang tercinta
lama sudah kita lalui susah senang kehidupan
ini salah satu cara dapat kusampaikan kesyukuran
mimpi kita telah membungakan kenyataan
anak-anak jagaan kita besar sudah, Alhamdulillah
hidup dengan cara yang kita bina, agak sempurna




Engkau telah terlalu banyak berbakti kepadaku dan keluarga kita. Tak mungkin terbalas segalanya olehku sebagai seorang suami biasa. Cuma harapanku engkau selesa dengan apa yang dapat kuberi setakat ini. In Shaa Allah balasan daripada-NYA akan lebih berganda lagi. Namun untuk hari ini aku tandakan bahawa peribadimu terbukti sejati. 


Alhamdulillah kau benar-benar seorang isteri!




bamuda
dsuarang.blogspot.com

When d Haj Season Goes Marching In







Assalamualaikum,
(d Haj  season's here and I shall remember . . .) 



Strangers No More



Makkah, Muzdalifah, Arafah, Mina, Madinah
We came, we saw and were struck with awe! 

Strangers we were at the onset 
letting nothing and expecting none to let. 

Each and everyone of us 
displaying our very own air of indifference distinctive to boot, 
discriminating culture and differing belief. 
A lifestyle filled with much individuality 
developing a flair for arrogant familiarity.
A so-called behavioral manner 
trendily termed as
some kind of non-intervention 
in other people concern! 

Without much concern to the norms
of commonly accepted sensibility; 
Without much ado for collective liability 
or respect for social responsibility; 
Most fearfully 
without having any sense of humility 
even when faced with the probability 
of inviting much wrath 
of the Almighty! 

Nonetheless
with the passing of time
with the dawning of many-a-day
and forms of learning in many-a-way
inculcating valuable values
instilling honourable virtues
we were destined
to be transformed
into matured earthlings
hopeful of becoming better beings. 
No longer
putting interest of self above others
no longer behaving like suspicious strangers
hence open to goodness
to the calm and charm
of this holy land
universally renowned as
the Haram! 


Everything and everyone
seekers of the holy Haj
were blended into a bond of brotherhood
via common religious solace
falling into place
fitting into space. 

And, by the will of God
Allah the Almighty
we should by now be adept to sincerity
well adjusted to the tremors of insanity
as we now truly saw and experienced
what the truth is in reality! 

And by the grace of God
strangers at the onset
have now visibly been transformed
to become siblings
in a closely knit fraternity. 

Our stay here
will soon be over.
But no matter how slim our hope be
let's pray that
the way of life we have since shared
shall prevail and be practised
throughout our existence
in whichever community or clan
in whatever country or land.


Later
In retrospection to this day
(the excitement would have simmer down by then)
it would then be the acid test
to gauge whether
whatever we have gathered here
would have truly served
as the turning point
to a new lease of life
our very own 
for life! 

And on the spur of a moment

We will have to depart
regardless of
having sporadically achieved or otherwise
what we came for
what we sought after.

Still in one very special corner
of our heart
and in our very own special manner
we will want it not
to be strangers again,
no never all over again! 

For then
all will be lost with nothing gain.
And, with nothing gain
all our feelings
will be tattered and torn
and all our efforts forlorn!
The practice we carried out
the principle we adhered to
and the vows we pledged
will be waywardly placed
bingo
in a limbo .

And, presto
that would surely be
plain destruction
to a meaningful construction:
the Haj congregation.
Our intention refracted,
our attention distracted
Our act listless,
our target fruitless
Nauzubillah!


Makkah, Muzdalifah, Arafah, Mina, Madinah
After coming, after seeing and after leaving
we are still very awe stricken
just like at the very beginning!


amb
Oct-Dec 2011



bamuda
dsuarang.blogspot.com





Sunday, August 7, 2016

Cuba Berlapang Dada









Assalamualaikum 
dan 
Selamat Sejahtera




Fikirkan Tentang ...



Sebelum merungut tentang hak kebebasan bersuara atau bertindak, bersyukurlah Allah swt masih memberikan kita lidah yang boleh berkata-kata dan tubuh badan yang boleh bergerak-gerak. Bayangkan kesukaran yang bakal ditanggung  andainya lidah kita tiba-tiba kelu dan badan kita tiba-tiba kaku. 

Sebelum merungut tentang hidangan makanan yang tidak hebat atau lazat, fikirkan nasib seseorang yang tiada apa-apa langsung makanan untuk ditelan. 


Sebelum merungut tentang busana tidak mahal atau kurang berjenama, fikirkan bagaimana pula seseorang yang tubuh badannya tidak pernah dibaluti pakaian baru melainkan yang sudah compang-camping atau perasaan seseorang yang terpaksa tinggal sehelai sepinggang akibat musibah atau mala petaka.

Sebelum merungut tentang kekurangan suami atau  isteri, fikirkan tentang seseorang yang sentiasa bermohon kepada Allah swt supaya dipertemukan seorang teman hidup, namun hasratnya masih belum kesampaian hingga kini. 

Sebelum merungut tetang kebosanan hidup, fikirkan tentang seseorang yang amat mengharapkan jangka hayatnya dapat diperpanjangkan walau untuk sedikit waktu lagi. 

Sebelum merungut tentang anak-anak yang kurang berjaya atau berhasil, fikirkan tentang seseorang yang sangat menginginkan cahaya mata tetapi dirinya mandul. 

Sebelum merungut tentang rumah tidak serba lengkap atau mewah, fikirkan tentang seseorang yang hidup gelandangan. 

Sebelum merungut tentang kepenatan memandu kenderaan sepanjang jarak yang jauh, fikirkan tentang seseorang yang terpaksa berjalan kaki sejauh jarak yg sama.

Sebelum merungut tentang  kesukaran  melakukan sesuatu pekerjaan sebagai mata pencarian, fikirkan tentang mereka yg menganggur, cacat anggota dan mereka yang amat berharap dapat bekerja seperti anda. 

Sebelum menuding jari kepada  seseorang atas sesuatu kesilapan, ingatlah sebenarnya satu jari sahaja yang menunjuk ke arah orang yang dipersalahkan manakala empat jari lain menunjuk ke arah orang yang menuding. 

Sebelum terbawa-bawa mengutuk atau memfitnah, ingatlah tiada seorang pun yang cukup  sempurna dalam mengharungi kehidupan ini . . . dan bahawa setiap orang akan dipersoalkan tanggung jawab perbuatan masing-masing oleh ALLAH swt kelak!


Maka bersyukur dan bersabar itu amatlah dituntut . . .





bamuda
dsuarang.blogspot.com